Al-Islam Dan Kemuhammadiyahan

Dharma Keempat PTMA

Nabi Muhamamd shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِى الدِّينِ

Barangsiapa yang Allah kehendaki mendapatkan seluruh kebaikan, maka Allah akan memahamkan dia tentang agama.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Supaya Jadi Pemuda Idaman, Ini Pesan Khusus Ustaz Adi Hidayat Kepada Mahasiswa Muslim


Wakil Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Ustaz Adi Hidayat (UAH) berpesan agar para mahasiswa mengembangkan kapasitas diri menjadi muslim dengan kualitas ulul albab.

Penekanan untuk memiliki kualitas ulul albab bagi mahasiswa, kata UAH penting agar mereka tumbuh menjadi manusia yang utuh selepas lulus dari kuliah. Sehingga dengan keutuhan itu mereka nantinya dapat berkontribusi maksimal sebagai warga bangsa maupun warga dunia.

“Jangan sampai anda, sebagai mahasiswa di universitas setelah lulus nanti tidak punya atau tidak bisa mengeksekusi ide dan gagasan. Persiapkan dari sekarang, apa yang dapat menjadi solusi untuk permasalahan di daerah masing-masing, di negara, dan di dunia,” pesannya.


Dalam Gerakan Sholat Subuh Berjamaah dan Tabligh Akbar di masjid K.H. Ahmad Dahlan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Ahad (12/11/2023), UAH mengingatkan bahwa contoh ulul albab telah diteladankan oleh Nabi Muhammad SAW.

Nabi Muhammad SAW saat bangun tidur, jelas UAH selalu membaca Surat Ali Imran ayat 190 sampai 200, yang sebagian berisikan tanda-tanda bagi orang yang berakal.

“Bahkan semenjak bangun tidur, kita sudah dituntun oleh Rasulullah untuk membuktikan keimanan kita menjadi pribadi yang menggunakan akalnya. Itulah seorang ulul albab, yang dapat berperan sebagai seorang yang solutif dan mengerti esensi dari setiap peristiwa,” terangnya.


Di dalam Alquran sendiri, ulul albab disebut sebanyak 16 kali. Ulul albab digunakan untuk merujuk pada seorang muslim yang terus menggunakan akalnya dalam mencerna segala hal dengan kesadaran iman pada seluruh aktivitasnya dari bangun tidur sampai menjelang tidur kembali. 


Sumber : https://muhammadiyah.or.id/supaya-jadi-pemuda-idaman-ini-pesan-khusus-ustaz-adi-hidayat-kepada-mahasiswa-muslim/

Tentang AIK

Bahwa, Al Islam dan Kemuhammadiyah merupakan satu-kesatuan. Artinya meski secara penormaan ada kata sambung ‘dan’, tetapi Al Islam dan Kemuhammadiyah merupakan satu frasa dalam satu tarikan nafas. Al Islam dan Kemuhammadiyahan yang disingkat dengan AIK dalam arti luas adalah keseluruhan ajaran Islam yang meliputi aqidah, akhlak, ibadah dan muamalat duniawiyah yang bersumber Al Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad sebagaimana dipahami dan diimplementasikan oleh Muhammadiyah dalam gerakannya. Muhammadiyah, bukan semata-mata suatu perkumpulan orang, melainkan perkumpulan orang yang memiliki dan memperjuangkan cita-cita tertentu di dalam sebuah organisasi.


Dalam konteks Perguruan Tinggi Muhammadiyah-‘Aisyiyah (PTMA) bahwa AIK memiliki tiga dimensi, 

“AIK harus dicerminkan misalnya dalam pengelolaan kampus, jadi kampus itu dikelola berbasis AIK.  Baik dalam pengelolaan fisik kampus, manajerial kampus, maupun substansi kampus itu sendiri sebagai lembaga pendidikan dan pengembangan keilmuan,” tutur Syamsul Anwar.

Sebagai kerangka rujukan perilaku sehari-hari, maka AIK berkonsekuensi terhadap perilaku civitas akademik universitas atau lembaga pendidikan Muhammadiyah lain untuk berlaku sebagaimana ajaran AIK termasuk di luar lingkungan kampus.

Sementara itu terkait dengan AIK sebagai kerangka rujukan perilaku akademik, kata Syamsul, merupakan bagian dari dharma pertama tentang pendidikan dan dharma ketiga tentang penelitian dan pengembangan ilmu.

“Dalam proses pendidikan dan pengajaran, AIK ini harus diinternalisasikan kepada kita semua dan kepada mahasiswa”. Ungkap Syamsul Anwar.

Mata Kuliah AIK

Kegiatan AIK

Informasi lebih lanjut dapat menghubungi  Dosen/ Pegawai Saintekmu pada Lembaga Pengembangan, Pengkajian dan Penerapan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (LP3-AIK)